PENGENDALIAN GULMA DIPERLAHANAN SAWAH Di SusunOleh : Nama : Periadi NIM : 20110122004 Fakultas : Pertanian INSTITUT PERTANIAN ( INTAN ) YOGYAKARTA 2011-2012 Jl. Magelang Km. 5,6Yogyakarta PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) PADI SAWAH Budidaya Padi Melalui PTT PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah merupakan sebuah inovasi untuk menunjang peningkatan produksi padi. Hal ini dilatarbelakangi karena beras sebagai bahan pangan yang berasal dari padi merupakan bahan pangan pokok sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sebagai bahan pangan pokok utama padi memegang posisi yang strategis untuk dikembangkan. Sebagai salah satu upaya maupun inovasi untuk meningkatkan produktivitas tanaman penerapan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah didasarkan pada empat prinsip, yaitu : • Terpadu ; bukan merupakan teknologi maupun paket teknologi tetapi merupakan suatu pendekatan agar sumberdaya tanaman, tanah dan air dapat dikelola dengan sebaik-baiknya secara terpadu. • Sinergis ; memanfaatkan teknologi pertanian yang sudah dikembangkan dan diterapkan dengan memperhatikan unsur keterkaitan sinergis antar teknologi. • Spesifik lokasi ; memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik maupun sosial budaya dan ekonomi pertanian setempat. • Partisipatif ; petani turut berperan serta dalam memilih dan menguji teknologi yang sesuai dengan kemampuan petani dan kondisi setempat melalui proses pembelajaran dalam bentuk laboratorium lapangan. KOMPONEN TEKNOLOGI PTT PADI SAWAH Komponen teknologi dasar adalah sekumpulan teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan semuanya sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi dengan input yang efisien sebagaimana menjadi tujuan dari PTT. Komponen teknologi dasar PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah meliputi : • Penggunaan varietas padi unggul atau varietas padi berdaya hasil tinggi dan bernilai ekonomi tinggi yang sesuai dengan karakteristik lahan, lingkungan dan keinginan petani • Benih bermutu dan berlabel/bersertifikat • Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah • Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT). Sedangkan komponen teknologi pilihan adalah teknologi-teknologi penunjang yang tidak mutlak harus diterapkan tetapi lebih didasarkan pada spesifik lokasi maupun kearifan lokal dan telah terbukti serta berpotensi meningkatkan produktivitas. Secara spesifik lokasi dan kearifan lokal komponen teknologi ini dapat diperoleh dari sumber daya alam yang tersedia ataupun dari pengalaman petani sendiri. Komponen teknologi pilihan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah meliputi : • Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam • Penggunaan bibit muda (< 21 HSS) • Tanam dengan jumlah bibit terbatas yaitu antara 1 – 3 bibit perlubang • Pengaturan populasi tanaman secara optimum (jajar legowo) • Pemberian bahan organik berupa komposatau pupuk kandang serta pengembalian jerami ke sawah sebagai pupuk dan pembenah tanah • Pengairan berselang (intermiten irrigation) secara efektif dan efisien • Pengendalian gulma dengan landak atau gasrok • Panen dan penanganan pasca panen yang tepat. Perpaduan komponen teknologi dasar dan komponen teknologi pilihan ini diharapkan dapat memberikan jalan keluar terhadap permasalahan produktivitas padi dengan didasarkan pada pendekatan yang partisipatif. Pengendalian Gulma Pengendalian gulma atau penyiangan adalah kegiatan membersihkan pertanaman dari rumput dan tanaman yang tidak dikehendaki keberadaannya (gulma) di areal pertanaman karena dapat mengganggu perkembangan tanaman pokok. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara mencabut gulma dengan tangan, menggunakan alat gasrok (landak) atau menggunakan herbisida. PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah lebih menganjurkan melakukan penyiangan dengan menggunakan alat gasrok karena sinergis dengan pengelolaan lainnya dan lebih memiliki keuntungan yaitu : • Ramah lingkungan • Hemat tenaga kerja sehingga lebih ekonomis dibandingkan dengan penyiangan menggunakan tangan • Memberikan sirkulasi udara ke dalam tanah sehingga dapat merangsang pertumbuhan akar tanaman • Apabila dilakukan bersamaan atau segera setelah pemupukan akan membenamkan pupuk ke dalam tanah sehingga pemberian pupuk menjadi efisien. Penyiangan menggunakan gasrok dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : • Penyiangan dilakukan saat tanaman berumur 10 – 15 HST • Dianjurkan dilakukan dua kali, dimulai pada saat tanaman berumur 10 – 15 HST dan diulangi 10 – 25 hari kemudian • dilakukan pada kondisi air macak-macak dengan ketinggian 2 – 3 cm • Gulma yang terlalu dekat dengan tanaman dicabut dengan tangan • Dilakukan dua arah yaitu diantara dan di dalam barisan tanaman. Pengendalian gulma atau penyiangan secara manual hanya efektif dilakukan apabila air di petakan sawah dalam kondisi macak-macak atau tanah jenuh air. Jika kondisi tidak memungkinkan dilakukan penyiangan/pengendalian gulma secara manual dan populasi gulma sudah tinggi maka pengendalian gulma dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida. Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT) Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) merupakan perpaduan berbagai cara pengendalian hama dan penyakit diantaranya dengan melakukan monitoring populasi hama dan kerusakan tanaman sehingga penggunaan teknologi pengendalian dapat menjadi lebih tepat. Pengendalian hama dan penyakit terpadu (PHT) dapat dilakukan dengan menggunakan strategi diantaranya : • Gunakan varietas tahan hama dan penyakit • Tanam tanaman yang sehat • Memanfaatkan musuh alami • Pengendalian secara mekanik (menggunakan alat) dan fisik (menangkap) • Penggunaan pestisida hanya jika diperlukan dan dilakukan tepat sesuai dosis, sasaran dan waktu.