contact
Test Drive Blog
twitter
rss feed
blog entries
log in

Sabtu, 30 Maret 2013

Pemberantasan tikus dengan burung hantu (serak jawa) Pendahuluan Serak jawa ( Tyto alba ) merupakan spesies burung berukuran besar (34cm), mudah dikenali sebagai burung hantu putih. Wajah berbentuk jantung, warna putih dengan tepi coklat. Mata menghadap kedepan, merupakan ciri yang mudah dikenali. Bulu lembut, berwarna tersamar, bagian atas berwarna kelabu terang dengan sejumlah garis gelap dan bercak pucat tersebar pada bulu. Ada tanda mengkilat pada sayap dan punggung. Bagian bawah berwarna putih dengan sedikit bercak hitam, atau tidak ada. Bulu pada kaki jarang-jarang. Kepala besar, kekar dan membulat. Iris mata berwana hitam. Paruh tajam, menghadap kebawah, warna keputihan. Kaki warna putih kekuningan sampai kecoklatan. Jantan-betina hampir sama dalam ukuran dan warna meski betina seringkali lebih besar 25%. Betina dan hewan muda umumnya punya bercak lebih rapat. Walaupun telah dikenal jauh sebelumnya, Tyto alba baru dideskripsikan secara resmi pada tahun 1769 oleh seorang naturalis berkebangsaan Italia bernama Giovanni Scopoli. Nama spesies alba dipilih berdasarkan warna bulu badannya yang putih. Nama lain dari Tyto alba antara lain adalah : burung hantu muka monyet, burung hantu kerdil, burung hantu emas, burung hantu perak, burung hantu malam, burung hantu tikus, burung hantu pemekik, burung hantu jerami dan burung hantu cantik. Badan bagian atas berwarna abu-abu terang dengan garis-garis gelap dan bintik-bintik pucat yang tersebar pada bulu-bulunya. Pada sayap dan punggung terdapat bintik-bintik lusuh. Badan bagian bawah berwarna putih dengan beberapa bintik-bintik hitam (terkadang tidak ada). Bulu-bulu pada kaki bagian bawah biasanya jarang (tipis). Bentuk muka menyerupai jantung berwarna putih dengan tepi berwarna kecoklatan dan pada tepi lingkar mata terdapat bintik- bintik berwarna coklat. Iris mata berwarna hitam. Kaki berwarna putih kekuning-kuningan sampai kecoklatan Ukuran tubuh jantan dan betina biasanya hampir serupa. Betina dan anakan lebih banyak memiliki bintik-bintik gelap. Fisiologi (Ciri Khusus) Ukuran tubuh Ukuran tubuh antara jantan dan betina hampir serupa, namun demikian biasanya betina memiliki ukuran tubuh sedikit lebih besar daripada jantan. Ukuran tubuh betina: • Panjang badan: 34 – 40 cm • Rentang sayap: ± 110 cm • Berat badan: ± 570 gr Ukuran tubuh jantan: • Panjang badan: 32 – 38 cm • Rentang sayap: ± 107 cm • Berat badan: ± 470 gr a. Kemampuan terbang Tyto alba sedang terbang Strategi perburuan dari Tyto alba sangat berbeda dengan jenis-jenis burung peredator yang lain. Burung-burung predator lain, mengandalkan kecepatan dan kejutan untuk mendatangi dan menangkap mangsa. Dalam perburuan mangsa, Tyto alba sangat bergantung pada cara terbangnya yang tanpa suara dan pada pendengarannya yang sangat tajam. Suara yang timbul akibat pergerakan sayap, diredam oleh semacam lapisan yang tampak seperti beludru pada permukaan bulu-bulu sayapnya. Selain itu, tepi sayap Tyto alba memiliki jumbai-jumbai yang sangat halus yang juga berfungsi untuk meredam bunyi kepakan sayap. Cara terbang yang tanpa suara ini menyebabkan mangsa tidak mampu mendengar pergerakan Tyto alba dan juga membantu pendengaran Tyto alba sendiri. b. Indera penglihatan Sepasang mata menghadap kedepan Mata Tyto alba sangat peka sehingga dapat melihat pada kegelapan. Untuk mendeteksi lokasi mangsa, mata dan pendengaran Tyto alba bekerja bersama-sama dalam suatu harmoni yang serasi. Bola mata Tyto alba diketahui memiliki kedudukan tetap pada tempatnya, menghadap ke depan dan memberikan penglihatan yang bersifat binokuler dan stereoskopik. Kedudukan mata yang tetap memiliki kelemahan, terutama dalam hal mendeteksi lingkungan sekitar. Untuk menanggulangi hal ini, Tyto alba memiliki leher yang sangat fleksibel sehingga kepalanya dapat diputar 270 derajat dalam empat arah: ke arah kiri, kanan, atas dan bawah. Mata Tyto alba memiliki adaptasi yang baik untuk melihat pada intesitas cahaya yang sangat rendah. Hal ini ditandai dengan ukuan pupil yang sangat besar dan retina yang tersusun dari sel-sel yang sangat sensitif, yang memberikan efek penglihatan monokromatik. Kemampuan melihat dalam gelap ini dikatakan sekitar 3 – 4 kali kemampuan manusia. Bola mata Tyto alba dilengkapi dengan lapisan membran penutup yang dapat dibuka dan ditutup. Gerakan buka-tutup dari membran tersebut berfungsi untuk membersihkan bola mata dari debu dan kotoran yang menempel pada permukaan mata. c. Indera pendengaran Tyto alba memiliki susunan letak lubang telinga yang cukup unik, karena tidak simetris dimana letak pada kepala antara satu dengan yang lainnya tidak sama tinggi dan dengan sudut yang berbeda pula. Lubang-lubang telinga tersebut diselubungi oleh suatu lapisan fleksibel yang tersusun dari bulu-bulu pendek seperti bulu-bulu yang menyelimuti lingkar mukanya. Lapisan tersebut berfungsi sebagai keping pemantul (reflektor) suara. Kelengkapan pendengaran seperti itu membuat Tyto alba memiliki pendengaran yang peka dan bersifat mengarah (direksional) terhadap sumber bunyi, sehingga Tyto alba mampu mendeteksi lokasi mangsa (dalam arah dan jarak) secara tepat walau dalam keadaan gelap gulita sekalipun. Pada Tyto alba columella di bagian tengah telinga, berfungsi mengirimkan getaran dari membrane tympani ke bagian telinga dalam, koklea ada meskipun tidak berbentuk spiral sempurna. d. Perilaku makan Tyto alba memiliki kebiasaan makan yang unik. Tergantung ukuran mangsa yang tertangkap, Tyto alba dapat menelan utuh mangsanya atau membaginya dalam ukuran yang lebih kecil sebelum ditelan. Daging dan bagian yang lunak dari tubuh mangsa akan dicerna, sementara bulu-bulu dan tulang belulang tidak dicerna dan kemudian secara berkala dimuntahkan kembali dalam bentuk pellet. e. Reproduksi Beberapa peneliti menyatakan bahwa Tyto alba dapat bersifat poligami. Dijumpai seekor jantan dapat memiliki lebih dari satu pasangan, dengan jarak antar sarang kurang dari 100 meter. Selama percumbuan, jantan berputar sekitar pohon dekat sarang, sambil menyuarakan deritan dan koaran. Kebanyakan Tyto alba bersarang di lubang pohon sampai ketinggian 20 meter. Mereka juga dapat bersarang pada bangunan tua, gua, dan ceruk sumur. Burung hantu dapat berkembang biak sepanjang tahun, tergantung kecukupan suplai makanan. Jika kondisi lingkungan memungkinkan, sepasang Tyto alba dapat berbiak dua kali dalam setahun. Pada daerah temperata dan sub Artik, perkembangbiakan (perkawinan dan peletakan telur) terjadi pada musim semi. Populasi tikus yang tinggi di suatu daerah dapat memacu perkembangbiakan populasi Tyto alba secara dramatis. Dalam satu musim kawin individu betina Tyto alba dapat menghasilkan telur sebanyak 3– 6 butir (terkadang dapat mencapai 12 butir) dalam interval 2 hari. Telur berwarna putih dan berbentuk bulat oval. Panjang telur 38 – 46 mm dengan lebar 30 – 35 mm. Telur dierami segera setelah telur pertama diletakkan dengan lama pengeraman 30 – 34 hari. Karena peletakan telur berlangsung dalam interval beberapa hari, maka penetasannya pun tidak bersamaan. Hal ini menyebabkan terjadinya gradasi ukuran tubuh anakan yang baru menetas. Anakan dengan ukuran tubuh terbesar biasanya memperoleh suplai makanan yang lebih banyak dari induknya. Akibatnya, jarang sekali ditemukan seluruh anakan yang menetas dalam satu sarang pada periode yang sama akan bertahan hidup, kecuali sumber makanan di sekitar sarang sangat banyak. Umumnya, anakan yang paling kecil (yang menetas terakhir) akan mati atau bahkan dibunuh oleh anakan yang lebih besar (lebih tua). Kelihatannya, hal ini merupakan strategi bertahan hidup yang ganjil, namun justru menjamin kelangsungan hidup suatu keluarga Tyto alba secara keseluruhan. f. Tahap Perkembangbiakan Tyto alba Hari sebelum telur pertama menetas: • 31 : Peneluran pertama • 30 :Inkubasi pertama dimulai • 19 : Peneluran selesai • 1 : Anak pertama bersuara dari dalam telur • 0 : Telur pertama menetas • 0–14 : Sisa telur menetas semua Hari setelah penetasan telur pertama: • 7 : Anakan memuntahkan makanan yang tak tercerna, tapi belum berbentuk pelet • 8 : Mata mulai membuka • 10 : Anakan mulai mengeluarkan feces • 11 : Induk betina mulai jarang mengerami, mulai berburu makan untuk anak dan dirinya • 14 : Anakan dapat menelan utuh mangsa • 15 : Anakan mulai mengeksplorasi sekitar sarang • 21 - : Saat anakan tertua berumur 3-4 minggu, induk betina berhenti mengerami, mengunjungi sarang hanya untuk memberi makan • 35-42 : Anakan mulai melatih sayapnya dan berjalan keluar dari sarang. Kadang anak tertua memangsa anakan muda. • 49-56 : Anakan tertua meninggalkan sarang. • Induk tetap memberi makan anak diluar dan didalam sarang, sampai semua mampu terbang • 60 : Anakan yang baru bisa terbang, mulai bermain dengan mangsa non-utama (serangga) • 72 : Anakan mulai menangkap mangsa dari ketinggian • 78 > : Mulai meninggalkan sarang dan teritori 10-18 : bulan Mulai mampu berkembang biak Habitat dan Penyebaran 1. Habitat Serak jawa (Tyto Alba) yang umum didapati di wilayah berpohon, sampai dengan ketinggian 1.600 m dpl. Di tepi hutan, perkebunan, pekarangan, hingga taman-taman di kota besar. Sering bertengger rendah di tajuk pohon atau perdu, berbunyi-bunyi dengan memilukan, atau bersahutan dengan pasangannya. Sewaktu-waktu terjun menyambar mangsanya di permukaan tanah atau vegetasi yang lebih rendah. Sering pula berburu bersama dengan anak-anaknya. Aktif pada malam hari. Namun demikian, terkadang aktif pada senja hari dan dini hari, bahkan sesekali bisa dijumpai sedang terbang pada siang hari. Pada siang hari, Tyto alba biasanya berdiam diri pada lubang-lubang pohon, gua, sumur, bangunan-bangunan tua atau pada tajuk pepohonan yang berdaun lebat. Beberapa jenis, khususnya Tyto, mampu menempati tempat buatan manusia yang mirip dengan lubang pohon. Sarang Gagak dan burung pemangsa lain yang sudah ditinggalkan, juga merupakan tempat pilihan. Hanya sedikit atau tidak ada usaha sama sekali untuk memperbagus konstruksi pembuat sarang sebelumnya. Celah batuan juga digunakan oleh beberapa jenis burung. 2. Distribusi populasi Tyto alba merupakan jenis burung yang tersebar hampir di seluruh bagian dunia (kosmopolitan).populasi burung ini dapat ditemukan di seluruh benua (kecuali Antartika ), termasuk di seluruh wilayah Australia danTasmania. Tyto alba juga dapat ditemukan di sebagian besar wilayah Inggris raya dan sebagian besar Eropa daratan, sebagian besar wilayah Asia selatan, Tenggara dan Barat, sebagian besar benua Afrika dan sebagian besar wilayah Amerika utara. Di Amerika selatan, Tyto alba dapat ditemukan di daerah padang rumput dan di kepulauan Ocenia, seperti kepulauan Galapagos.

0
Rabu, 27 Maret 2013

JADWAL KULIAH SEMESTER GENAP TH 2011/2012, INSTITUT PERTANIAN (INTAN) YOGYAKARTA NO. JAM KODE MATA KULIAH FAK SKS DOSEN RUANG KET S E N I N 1 08.00 - 10.00 IKB281 Teknologi Informasi PN KHT TP 2 Ir. Setyo Indroprahasto, M.Si 101 2 08.00 - 10.00 PKK682 Pengelolaan Lahan & Air PN 2 Ir. Dyan Yoseph Mardani, M.Si. 301 3 08.00 - 10.00 TKK683 TIP Daging dan Telur TP 2 Ir. Rahayu Dyah Astuti, MP 102 4 08.00 - 10.00 KKB683 TP Pulp dan Kertas KHT 3 Ir. Agus Sunyata, MS 103 5 10.00 - 12.00 IKK282 Biokimia PN KHT TP 2 Ir. Sundari Setyaningsih, MP 102 6 10.00 - 12.00 KKB684 Mesin Industri Hasil Hutan KHT 2 Ir. R. Sugiarto, MP 103 7 10.00 - 12.00 PKK681 Ilmu Penyakit Tanaman PN 2 Ir. Adi Sutoko, MP 301 8 10.00 - 12.00 PKB881 Sistem Pertanian Konservasi PN 2 Ir. Dyan Yoseph Mardani, M.Si. 101 9 12.00 - 14.00 TKB281 Keamanan Pangan TP 2 Ir. Irma Laxiana, MP 104 10 12.00 - 14.00 PKK283 Fisiologi Tumbuhan PN 3 Ir. Pudji Lestari, MP 102 11 12.00 - 14.00 KKB282 Silvikultur KHT 3 Ir. Gudiwidayanto Sapto Putro, MP 103 12 12.00 - 14.00 IBB681 Hiperkes PN KHT TP 2 Ir. Fevri Marsudi, MP 101 S E L A S A 1 08.00 - 10.00 IKB482 Pemasaran PN KHT TP 2 Ir. Setyo Indroprahasto, M.Si 101 2 08.00 - 10.00 TKK883 TIP T e h TP 2 Ir. Henny Krissetiana H, MP 104 3 08.00 - 10.00 PKB883 Ekologi Tanah PN 2 Dra. F. Woro Rismiyatun, M.Pd. 102 4 08.00 - 10.00 KKB284 Penafsiran Potret Udara KHT 2 Ir. Gudiwidayanto Sapto Putro, MP 103 5 10.00 - 12.00 IKB481 Tekno Ekonomi PN KHT TP 2 Ir. R. Sugiarto, MP 101 6 10.00 - 12.00 PKB687 Pestisida & Teknik Aplikasi PN 3 Ir. Adi Sutoko, MP 301 7 10.00 - 12.00 PKK284 Genetika PN 2 Ir. Noordiana Herry Purwanti, MP 102 8 12.00 - 14.00 TKK681 Evaluasi Gizi TP 3 Ir. Rahayu Dyah Astuti, MP 102 9 12.00 - 14.00 PKB684 Budidaya Tanaman Obat PN 3 Ir. Noordiana Herry Purwanti, MP 102 10 12.00 - 14.00 KKB882 Pengelolaan DAS KHT 2 Dra. Nike Triwahyuningsih, MP 104 11 12.00 - 14.00 PKK483 Perlindungan Tanaman PN 3 Ir. Adi Sutoko, MP 301 R A B U 1 08.00 - 10.00 IPK681 Pendidikan Kewarganegaraan PN KHT TP 2 Ir. Agus Sunyata, MS 101 2 08.00 - 10.00 KKB283 Teknologi Hasil Hutan KHT 3 Ir. Nyuwito, MP 103 3 08.00 - 10.00 TKK281 Pengantar Teknologi Pertanian TP 2 Ir. Rahayu Dyah Astuti, MP 104 4 08.00 - 10.00 PKK281 Dasar Ilmu Tanah PN 3 Ir. Dyan Yoseph Mardani, M.Si. 102 5 10.00 - 12.00 TKK682 Teknologi Fermentasi TP 3 Ir. Irma Laxiana, MP 102 6 10.00 - 12.00 PKB681 Mekanisasi Pertanian PN 3 Ir. R. Sugiarto, MP 301 7 10.00 - 12.00 KKB682 Social Forestry KHT 2 Ir. Gudiwidayanto Sapto Putro, MP 103 8 10.00 - 12.00 PKK282 Sistematika Tumbuhan PN KHT 2 Dra. F. Woro Rismiyatun, M.Pd. 101 9 10.00 - 12.00 TKK282 Pengetahuan Bahan TP 3 Ir. Fevri Marsudi, MP 105 10 10.00 - 12.00 KKB484 Teknik Persemaian KHT 2 Ir. Nyuwito, MP 104 11 12.00 - 14.00 IKK281 Dasar Manajemen PN KHT TP 2 Dra. Nike Triwahyuningsih, MP 102 12 12.00 - 14.00 IPB683 Pengembangan Produk PN KHT TP 2 Ir. Yulius Kiswanto, MP 101 13 12.00 - 14.00 PKB483 Pertumb. & Perkembangan Tan. PN 2 Ir. Pudji Lestari, MP 102 14 12.00 - 14.00 KKB481 Pemungutan Hasil Hutan KHT 2 Ir. Amir Hakim 104 14 14.00 - 16.00 KKB681 Penggergajian KHT 2 Ir. Amir Hakim 104 K A M I S 1 08.00 - 10.00 PKK481 Tekologi Benih PN KHT 3 Ir. Noordiana Herry Purwanti, MP 102 2 08.00 - 10.00 TKK482 Satuan Operasi II TP 3 Ir. R. Sugiarto, MP 105 3 08.00 - 10.00 TKB881 Biofarmakologi KHT TP 2 Ir. Irma Laxiana, MP 103 4 08.00 - 10.00 IPB682 Kewirausahaan PN KHT TP 2 Ir. Setyo Indroprahasto, M.Si 101 5 10.00 - 12.00 TKK481 Analisa Hasil Pertanian TP 3 Ir. Sundari Setyaningsih, MP 103 6 10.00 - 12.00 PKK485 Kesuburan Tanah PN 3 Ir. Dyan Yoseph Mardani, M.Si. 102 7 10.00 - 12.00 KPB481 Pemilihan Jenis KHT 2 Dr. Ir. Kuswanto, MS 104 8 10.00 - 12.00 TKK881 TIP Gula TP 2 Ir. Yulius Kiswanto, MP 105 9 10.00 - 12.00 PKB682 BT. Perkebunan PN 3 Ir. Pudji Lestari, MP 101 10 12.00 - 14.00 IBB482 Manajemen SDM PN KHT TP 2 Dra. Nike Triwahyuningsih, MP 101 11 10.00 - 12.00 PKB882 Agroteknologi PN KHT 2 Ir. Dyan Yoseph Mardani, M.Si. 102 12 12.00 - 14.00 PPB682 Hama Penyakit TanamanPerkebunan PN 2 Ir. Adi Sutoko, MP 301 13 15.00 - 17.00 IPK282 Pendidikan Pancasila PN KHT TP 2 Ir. Dra. Larasati Suliantoro 101 J U M ' A T 1 07.30 - 09.30 IBB481 Metodologi Ilmiah Rancob PN KHT TP 3 Ir. Noordiana Herry Purwanti, MP 101 3 07.30 - 09.30 PKB281 Mikrobiologi Tanah PN 2 Dra. F. Woro Rismiyatun, M.Pd. 102 4 07.30 - 09.30 KKB281 Struktur & Identifikasi Kayu KHT 3 Ir. Nyuwito, MP 103 5 09.30 - 11.30 TKB681 Industri Bakeri TP 2 Ir. Henny Krissetiana H, MP 103 2 09.30 - 11.30 KKB485 Pengelolaan Hutan Alam KHT 2 Ir. Agus Sunyata, MS 104 6 09.30 - 11.30 PKK482 Nutrisi Tanaman PN 2 Ir. Pudji Lestari, MP 102 7 09.30 - 11.30 KKB686 Persuteraan dan Lebah Madu KHT 2 Ir. Nyuwito, MP 104 8 09.30 - 11.30 IPK281 Bahasa Inggris PN KHT TP 2 Ir. Yulius Kiswanto, MP 101 S A B T U 1 08.00 - 10.00 TKK483 Penyimpanan PN TP 2 Ir. Henny Krissetiana H, MP 102 2 08.00 - 10.00 PKB482 Budidaya T. Umbi-umbian PN 3 Ir. Pudji Lestari, MP 103 3 08.00 - 10.00 KKB687 Pengeringan Pengawetan Kayu KHT 2 Ir. Agus Sunyata, MS 105 4 08.00 - 10.00 KKB483 Kimia Kayu KHT 3 Ir. Gudiwidayanto Sapto Putro, MP 104 5 10.00 - 12.00 PKK484 Dasar-dasar Agronomi PN 3 Ir. Noordiana Herry Purwanti, MP 101 6 10.00 - 12.00 KKB482 Ekologi Hutan KHT 2 Dra. Nike Triwahyuningsih, MP 104 7 10.00 - 12.00 TKK484 Mikrobiologi Industri TP 2 Ir. Irma Laxiana, MP 105 8 10.00 - 12.00 KKB685 Konservasi Tanah KHT 2 Dr. Ir. Achmad Kasiyani, M.Sc. 103 9 10.00 - 12.00 TKK882 TIP Kopi dan Kakao TP 2 Ir. Sundari Setyaningsih, MP 102 10 12.00 - 14.00 IKB481 Manajemen Agribisnis PN KHT TP 2 Ir. Fevri Marsudi, MP 102

0
Powered By Blogger
periyadi. Diberdayakan oleh Blogger.

Translate

Links

Followers